Pertemuan 2

Kajian Semiotika Dari Kehidupan Sehari-hari. Gesture Orang Yang Menyebrang Jalan.



(Gambar: Mobil123.com)



Banyaknya tanda yang diberikan oleh manusia dalam kehidupan sehari hari membuat kajian Semiotika terasa perlu dilakukan untuk menganalisis tanda tanda tersebut, mulai dari sebuah tanda fisik seperti benda, hingga gesture.


Tanda dalam kajian Semiotika yang akan saya bahas kali ini sering muncul dalam kehidupan sehari hari saya. Yaitu gesture lambaian tangan lurus yang terpaku di udara, tepatnya pada bagian dada mengarah ke luar.


Dalam analisis Signifier, gesture ini dilakukan oleh seseorang manusia yang memiliki gerakan tangan yang membentang, umumnya sedada dan sekitarnya yang bertahan cenderung lama dan ditujukan ke arah lawan hadapannya. 

Gerakan ini dapat dilakukan oleh kedua tangan maupun satu tangan, dan dengan lengan yang membentang lurus ataupun menekuk sedikit selama tangan berada menjauh dari badan pembuat gesture.

Belakangan ini pun, gestur tersebut sering saya lihat. Salah satunya saat saya berada di jalanan menuju Kebun Raya Bogor tepatnya pada tanggal 19 Maret 2022.


Dalam analisis Signified yang ada pada gesture ini diyakini orang sekitar yang berada di jalan raya menuju Kebun Raya Bogor tersebut bahwa gesture tersebut menandakan seseorang yang ingin menghentikan atau membuat sesuatu terjeda terutama hal yang ingin mendekat.

Hal ini dibuktikan oleh orang orang maupun kendaraan yang berhenti dan melambat karena melihat gestur tersebut di depannya.


Lalu didapatkanlah analisis signification dari hal diatas. Bahwa seseorang yang ingin menghentikan atau menghindar dari sesuatu hal memiliki gestur tersebut.

Gesture ini pun sering kali ditemukan pada orang yang ingin menyebrang jalan dengan tujuan agar mengguna transportasi menghentikan atau memperlambat lajunya mendekati seseorang tersebut. 


Gesture ini pun juga dilakukan oleh seseorang saat sedang merasa berada dalam situasi yang menekannya, seperti pada saat mengalami perberdebatan yang menyudutkan atau pembicaraan yang mendesaknya, guna menghentikan atau membuat lawan bicaranya menunggu beberapa waktu dan tidak memulai pembicaraan. Hal ini sering dilakukan karena refleks dari batin maupun fisik seseorang yang merasa bahwa dirinya sedang terserang akan suatu hal yang mengarah kepadanya










Komentar